Rabu, 09 Februari 2011

TAMBATAN PERAHU MENJADI HARAPAN DAN TAMBATAN HATI MASYARAKAT

Awalnya kondisi jembatan dan tambatan perahu Rt 16  Dusun Mentibar Desa  Gapura Kecamatan Sambas Kabupaten Sambas begitu mengkhawatirkan. Jembatan sepanjang 25 meter dan lebar 1,2 meter  yang terbuat dari kayu ini sudah berusia diatas 10 tahun dan hanya dirawat seadanya melalui swadaya masyarakat. Padahal jembatan ini merupakan akses untuk meningkatkan perekonomian masyarakat seperti banyaknya anak sekolah yang pergi untuk menyeberang, pedagang, dll yang menggunakan jembatan dan tambatan perahu tersebut.  Ini adalah merupakan salah satu sarana pendukung untuk  menuju Desa Sungai Baru Kecamatan Teluk Keramat, dimana masyarakat sering berinteraksi dalam hidup kesehariannya.

Rusaknya jembatan dan tambatan perahu, hal ini yang diperparah dengan banyaknya papan dan tiang kayu yang rusak dan pakunya banyak sudah keluar, sehingga kondisi jembatan ini nyaris tidak layak untuk dilintasi lagi. Tak jarang warga setempat pun tekadang terpaksa memilih penyeberangan  ke desa tetangga. Dengan demikian berarti akan mengurangi pendapatan  perekonomian dari warga Dusun Mentibar yang melakukan aktifitasnya menjual jasa dengan penyeberangan.
Dengan adanya program PNPM – Mandiri Perkotaan di Desa Gapura melalui LKM Belale’ Semerapian masyarakat sangat antusias untuk mengusulkan kegiatan pembangunan jembatan dan tambatan perahu di Rt 16 Dusun Mentibar dengan melalui rangkaian proses rembug baik ditingkat basis (Panitia KSM), tingkat Desa dan dengan konsultasi ke beberapa pihak yang berkompeten terkait dengan pembangunan ini.

KISAH SUKSES ANYAMAN AKAR KELADI AIR DIBATAS KOTA

Kesuksesan Anyaman Keladi Air Kelurahan Tanjung Hulu sampai keluar negeri, beberapa pameran diikuti baik didalam negeri maupun luar negeri (Amserdam Belanda,Jerman), dan usaha keladi air tersebut banyak membawa sukses pelakunya dan bisa meningkatkan ekonomi rumah tangga, dibalik kesuksesan tersebut ternyata banyak tokoh sentral yang terlibat, baiklah kami akan memaparkan secara lengkap sejarah anyaman keladi air tersebut.
Cerita dimulai di tahun 1982 tepatnya tanggal 12 juli, seorang ibu sederhana menceritakan sejarah keladi air dikelurahannya “ keterampilan menganyam diturunkan dari orang tuanya, dengan keterampilan dasar menganyam dan kreatifnya ibu ini melihat ada peluang disekitar rumahnya yaitu keladi air yang tidak termamfaatkan dan ibu ini mulai memamfaatkannya.
Ditahun yang sama ibu rusmina demikian namanya mendapat pelatihan dari depsos mengenai tehnis penganyaman dan ditahun 1983 ibu rusmina mendapatkan pelatihan dari perindustrian mengenai : Pelatihan Menganyam, Cara Mewarnai dan Desain / Facing Produc dan dilanjutkan dengan magang di Rajapola (sentral kerajina) Tasikmalaya .
Dengan keterampilan yang ibu rusmina miliki, beliau memulai usaha keladi air bersama-sama dengan suami karena pada waktu itu pula suaminya belum memiliki pekerjaan tetap, keseriusan menekuni usahanya membawa perubahan yang besar dikehidupan ibu rusmina, dengan bisnis anyaman keladi air keluarga ini bisa menyekolahkan anaknya sampai keperguruan tinggi, dari hanya tinggal dikontrakan sampai memilki rumah sendiri
Pemasaran melalui beberapa cara :
1.       Dijual ke malaysia melalui jagoi babang
2.       Pameran dan pemasaran di Amsterdam belanda selama 30 hari
3.        Pameran dan pemasaran di jerman
Pernah ada undangan dari amerika untuk pameran dan pemasaran tapi sayang kesempatan ini tidak bisa diraih karena faktor dana.